Selamat Hari Bumi

22 April 2009

Rabu, 22 April 2009 adalah kali ke-39 Hari Bumi diperingati di seluruh dunia.



PAGI ini aku mendadak teringat sebuah buku berjudul "Ishmael" karangan Daniel Quinn yang pernah kubaca beberapa waktu lalu. Dalam "Ishmael", Quinn memaparkan bahwa Tuhan menciptakan manusia setelah semua yang ada di sekelilingnya terbentuk.

Tuhan berbuat seperti itu agar manusia menjaga apa yang sudah diciptakan-Nya. Namun sayangnya kadangkala manusia justru berpikir sebaliknya. Menganggap bahwa semua yang telah diciptakan itu adalah apa yang disediakan Tuhan bagi hidup mereka. Akhirnya manusia berlaku seenaknya.

Mungkin benar, manusia boleh memanfaatkan semua yang ada di sekelilingnya demi kelangsungan hidup mereka. Namun bukan itu hakikat yang sebenarnya.

Di Hari Bumi tahun ini, aku kembali disadarkan bahwa aku masih hidup hingga saat ini karena aku masih dipercaya Tuhan untuk ikut menjaga apa yang telah diciptakan-Nya. Dan aku bersyukur dengan kepercayaan itu.

Selamat Hari Bumi! Mari terus bahu membahu menjaga bumi ini untuk hidup yang lebih baik.

Read more...

Led Zeppelin & The English Premier League’s Big Four

09 April 2009

MEMBACA judul di atas mungkin akan membuat pembaca yang mengenal grup band rock and roll asal Inggris, Led Zeppelin, mengernyitkan dahi. Ada hubungan apa antara band yang sempat sangat terkenal di periode 70-an itu dengan anggota Big Four Liga Inggris (Manchester United/MU, Arsenal, Liverpool, dan Chelsea)?

Sebelum bercerita lebih jauh, aku ingin flashback sejenak ke 2007 lalu, di mana sebuah artikel pendek tentang konser reuni Led Zeppelin di Inggris membuat aku tersenyum saat membacanya.

Dalam konser itu, band yang digawangi oleh Robert Plant (Lead Vocal), Jimmy Page (Guitar), John Paul Jones (Bass), dan John Bonham (Drum) membawakan kembali tembang-tembang lawas mereka. Menariknya, lagu-lagu yang mereka bawakan dipersembahkan bagi klub-klub yang bermain di Liga Inggris untuk musim 2007-2008.

Sesuai judul tulisan, aku khusus hanya akan membahas hubungan konser Led Zeppelin itu dengan empat klub besar di Liga Inggris. Berikut ini lagu-lagu yang dipersembahkan band tersebut bagi masing-masing Big Four:
• MU – Rock and Roll
• Arsenal – Stairway to Heaven
• Liverpool – Good Times, Bad Times
• Chelsea – The Song Remains the Same

Bagi pembaca yang tidak begitu mengenal Led Zeppelin pun lagu-lagu mereka, tentunya akan samar-samar mengartikan hubungannya dengan masing-masing anggota Big Four. Sama halnya dengan pembaca yang tidak begitu mengenal karakter klub yang tergabung di dalam Big Four. Nah, di sinilah aku tertarik untuk mengulasnya.


MU – Rock and Roll

Bagi penggemar Liga Inggris, khususnya pendukung fanatik MU akan sangat hapal dengan gaya permainan klub berjuluk Setan Merah (Red Devils) ini. Klub yang saat ini masih dilatih manajer kawakan Sir Alex Ferguson kerap kali menampilkan permainan yang agresif dalam setiap laganya. Tampil kesetanan dan selalu mengancam pertahanan lawan-lawan yang dihadapinya bisa dibilang lekat dengan karakter MU di Liga Inggris. Tentunya pembaca masih ingat juga, kan, di mana musim 2007-2008, winger andalan klub asal kota Manchester, Christiano Ronaldo menjadi pengoleksi gol terbanyak di Liga?

Nah, di sinilah alasan Led Zeppelin mempersembahkan lagu Rock and Roll dalam konser reuni itu bagi MU. Tidak lain mengingat prestasi dan karakter bermain klub yang kental dengan slogan Glory, Glory Manchester United! di musim 2007-2008.

Arsenal – Stairway to Heaven
Siapapun tak bisa memungkiri bahwa Arsenal menampilkan permainan apik dalam setiap laga yang dilakoninya. Klub yang bermarkas di ibukota Inggris, London ini bahkan disebut-sebut sebagai salah satu tim yang mengusung sepakbola indah, selain raksasa Spanyol, Barcelona.

Prestasi paling prestisius yang diraih Arsenal adalah menjadi juara di Liga Inggris tanpa sekalipun terkalahkan di musim 2003-2004! Total klub berjuluk The Gunners menjalani laga tanpa kalah sepanjang 49 kali hingga akhirnya takluk oleh MU di Old Trafford pada musim 2004-2005.

Walaupun tak jarang malah menuai kekalahan, karakter bermain cantik masih tetap dipertahankan sebagai ciri khas klub yang diasuh pelatih asal Perancis, Arsene wenger. Tak ragu, Led Zeppelin mempersembahkan lagu indah Stairway to Heaven untuk klub yang kini mayoritas diisi oleh pemain-pemain muda itu.

Liverpool – Good Times, Bad Times
Meski berstatus sebagai pengoleksi gelar terbanyak di Liga Inggris, prestasi Liverpool sebagai kampiun di negeri Ratu Elizabeth seolah terhenti di musim 1989-1990. Sejak saat itu, klub berjuluk The Reds belum mampu menambah koleksi piala English Premier League (EPL) di rak mereka.

Terkadang tampil kesetanan, namun tak jarang juga malah melempem menjadi ciri khas klub dari kota pelabuhan, Liverpool itu beberapa musim terakhir di Liga Inggris. Bisa jadi Led Zeppelin ingin menyindir atau mengingatkan anak-anak asuhan Rafael Benitez dengan mempersembahkan lagu Good Times, Bad times (actually, I really love this song! T_T).

Menariknya, meski di liga angin-anginan, klub yang terkenal dengan keangkeran kandangnya ini selalu menjadi momok menakutkan bagi lawan-lawannya di pentas Eropa.

Chelsea – The Song Remains the Same
Sebelum dibeli juragan minyak Rusia, Roman Abramovich dan ditangani pelatih brilian asal Portugal, Jose Mourinho, tim berjuluk The Blues ini tak diperhitungkan di pentas Liga Inggris. Mourinho bisa dibilang sukses membawa tim ibukota ini menjadi salah satu tim kuat, baik di liga maupun di pentas Eropa.

Sayangnya, meski telah menjadi salah satu tim yang kerap tampil trengginas kala meladeni lawan-lawannya dan layak disejajarkan dengan MU, Arsenal, dan Liverpool di Liga Inggris, gaya permainan klub yang bermarkas di Stamford Bridge dinilai masih membosankan!

Lagu The Song Remains the Same yang diberikan Led Zeppelin mungkin bisa jadi cambuk bagi Si Biru untuk terus membentuk karakter bermain yang ideal layaknya sebuah klub besar. Claudio Ranieri (mantan pelatih Chelsea) disebut-sebut sebagai orang yang berjasa merintis karakter awal klub dan Mourinho sukses menanamkan mental juara dengan menyumbangkan dua kali gelar Liga Inggris berturut-turut.

Silakan baca sekilas tentang profil Led Zeppelin di sini

* Penulis berharap tulisan di atas tidak menyinggung pendukung salah satu klub karena penulis sudah berusaha se-obyektif mungkin :)

Read more...

White is Our Colour

05 April 2009

Setiap warna memiliki makna tersendiri. Dan bagiku, putih adalah warna paling istimewa.

“KENAPA warna putih?” ia bertanya padaku di telepon pagi itu tentang bunga yang kutinggalkan di mejanya kemarin siang. Ia mungkin tak tahu kalau di sini aku tersenyum saat ia menanyakan hal itu padaku. “Putih itu melambangkan ketulusan. Dan seperti itulah perasaanku tentang kamu,” jawabku. Namun setelah itu ia tak bertanya lagi. Aku tak tahu apakah itu artinya ia mengerti maksudku atau tak perduli dengan apa yang sedang kusampaikan.

Bicara soal warna putih, aku memang selalu menganggap warna ini istimewa. Walaupun pakar warna menganggap putih bukanlah sebuah warna. Spektrum warna menurut mereka adalah yang ada pada warna pelangi, yaitu mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu). Dan ketika aku mempercayai kalau putih merupakan sebuah warna, artinya aku punya kepercayaan tersendiri pada hal-hal yang orang lain tak ingin percaya.

Menurutku, percaya pada sesuatu itu penting. Karena sejatinya itulah yang membentuk seseorang menjalani hidupnya di dunia ini. Kepercayaanku bahwa putih adalah sebuah warna sama halnya bagaimana aku menjalani hidup. Percaya bahwa setiap yang diciptakan-Nya selalu memiliki makna.

Selain putih, yang tidak dianggap sebagai bagian dari spektrum warna adalah hitam. Untuk kasus ini aku pun tetap menganggap hitam adalah sebuah warna. Bagaimanapun aku tak ingin menafikan apa yang sudah tercipta dan ada di sekelilingku.

Bila hidup diibaratkan sebagai hitam dan putih, maka warna lain adalah pelengkapnya. Nah, di sinilah mengapa aku menganggap putih adalah warna istimewa. Ia memiliki peranan vital dan sangat penting.

Bayangkan bila kita meletakkan warna putih sebagai dasar, maka yang terjadi adalah kita bisa melihat warna-warna lain yang jatuh ke dalam warna putih itu sebagai paduan indah yang mengisi hidup kita. Anugerah Tuhan itu beraneka warna, dan kita hanya akan mampu melihatnya sebagai suatu keindahan ketika putih menjadi warna hati kita.

Sekarang bandingkan ketika kita menjadikan warna hitam sebagai dasar bagi hati kita, untuk menerima semua warna lainnya yang diberikan Tuhan. Hasilnya, tak semua warna akan mampu terlihat. Beberapa lainnya menghilang dan tertelan warna hitam itu sendiri. Walaupun memang masih ada beberapa keindahan yang tampak.

Hidup ini begitu singkat dan begitu indah. Meski begitu hati yang ada pada diri manusia begitu rapuh. Aku selalu berusaha menanamkan pada diriku untuk selalu menjadi putih, agar aku mampu dengan tulus menerima dan menyaksikan semua keindahan yang datang dalam hidupku yang singkat ini. Aku tak ingin menjadi hitam bagi orang-orang yang aku cintai.

Read more...

I started a joke

08 Maret 2009

Music & Lyric: Bee Gees

I started a joke, which started the whole world crying,
But I didnt see that the joke was on me, oh no.

I started to cry, which started the whole world laughing,
Oh, if Id only seen that the joke was on me.

I looked at the skies, running my hands over my eyes,
And I fell out of bed, hurting my head from things that Id said.

Til I finally died, which started the whole world living,
Oh, if Id only seen that the joke was on me.

I looked at the skies, running my hands over my eyes,
And I fell out of bed, hurting my head from things that Id said.

Til I finally died, which started the whole world living,
Oh, if Id only seen that the joke was on me.

---------------------
Liat klip-nya di sini

Read more...

Nge-Blog, Yuk!

07 Maret 2009

AWAL 2006 adalah pertama kalinya aku menulis blog. Memanfaatkan salah satu fasilitas blogging dari www.friendster.com, aku mulai belajar mengenal electronic diary ini. Blog pertama yang aku buat berjudul My Side.

Karena konsep awalnya adalah sebagai buku harian, di My Side aku bebas nulis tentang apapun yang aku pikir dan rasain. Tulisan-tulisan tentang cinta, opini, pengalaman, dan lain sebagainya menghiasi blog pertamaku itu. Sayangnya, My Side akhirnya aku delete karena aku merasa tak terbiasa orang lain tahu apa yang sedang aku pikir dan rasakan.

Lucunya, beberapa hari setelah men-delete My Side, salah seorang temanku nanya kenapa aku menghapus My Side. Ternyata, ia salah satu pembaca setia blog-ku itu! Menurutnya, blog-ku menarik, punya sisi humanis, dan apa adanya. Saat itu tak terbayang senangnya aku punya penggemar. He...he...

Setelah aku pertimbangkan lagi, dan pada dasarnya aku suka menulis, akhirnya aku punya keinginan untuk kembali menulis blog. Salah seorang teman menyarankan untuk menggunakan jasa www.blogspot.com sebagai media blog-ku. Dan aku pun mencobanya.

Akhirnya aku membuat sebuah blog baru lewat blogspot menggunakan address www.sipejalankaki.blogspot.com. Blog ini adalah yang paling berkesan buat aku (saat ini aku juga memiliki beberapa blog lainnya), karena sampe saat ini masih setia aku kelola. Sipejalankaki punya banyak kenangan, selain pernah beberapa kali aku ganti tampilannya, blog ini juga pernah aku gunakan buat belajar Adsense. Yang paling parah, aku bahkan pernah secara engga sengaja nge-delete blog ini! Untungnya nama sipejalankaki masih bisa aku daftarin ke blogspot kembali dan yang terpenting semua file tulisannya masih ada di hardisk komputerku.

Setelah sekian lama aku berkutat dengan blog, aku pun semakin paham bagaimana mengelola blog dengan baik. Paling tidak, lumayan, lah, untuk sekedar bantuin temen-temen laen yang baru belajar :p

Buat aku pribadi, hadirnya blog sangat penting dan bener-bener membantuku untuk mengumpulkan tulisan-tulisanku. Walaupun belum terlalu banyak, sih. Tapi paling engga, saat ini aku engga perlu takut lagi tulisan-tulisanku tercecer kemana-mana. Beberapa bahkan pernah ada yang terhapus gara-gara virus komputer! Kejadian kayak gini biasanya langsung membuat mood menulisku jadi nge-drop.

Ada hal yang penting tentang blog. Umumnya orang terlanjur menganggap kalo blog adalah sebuah media untuk menaruh hasil tulisan. Jadi, bagi sebagian orang yang engga terlalu senang menulis atau bahkan belum pe-de menulis biasanya engga tertarik bikin blog.

Nah, ini yang mesti diluruskan. Sebenarnya blog itu fungsinya bukan cuma buat naruh tulisan. Siapa pun berhak menaruh apa aja dalam blog miliknya, entah itu foto atau pun video. Idealnya blog bukan hanya berguna bagi mereka yang suka menulis.

Sayangnya ada juga yang memanfaatkan blog sebagai media untuk menaruh tulisan-tulisan vulgar, foto-foto mesum, bahkan video-video porno. Nah, kalo udah kayak gini namanya udah engga bener. Dampaknya bisa sangat merugikan mereka yang memang menggunakan blog sebagai media menyalurkan hobi yang positif. Nama baik blogger pun jadi ikut tercemar. Aku memang sempat geram saat pernah ada pernyataan dari salah seorang pakar, bahwa blog merupakan media yang bisa merusak akhlak bangsa. Wah, ini pernyataan engga bener banget!

Intinya, semua ini kembali pada si blogger-nya masing-masing. Apakah dia mau menularkan hal-hal yang positif atau sebaliknya lewat blog yang dikelolanya itu. Karena seperti halnya sesuatu yang positif, yang negatif pun memang sejatinya bisa sama mudahnya ditularkan. Untuk itu, aku berterima kasih pada para blogger yang hingga kini masih setia menggunakan blognya hanya untuk hal-hal yang positif saja. Karena seperti apa yang pernah diajarkan seseorang padaku, “Selalu tanamkan tanggung jawab moral pada setiap apa yang kita lakukan. Dengan begitu, kita akan diingatkan untuk selalu memberikan hal yang positif.” Itu benar. Lagipula, menurutku, bila kita selalu berusaha untuk menampilkan hal-hal positif, dengan itu beban hidup kita justru malah menjadi berkurang.

Read more...

Menjadi Positif

25 Februari 2009

SEJAK awal Januari hingga Februari 2009 ini, aku sedikit banyak langsung disibukkan oleh beberapa hal. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, beberapa pekerjaan kantor dan pe-er (pekerjaan rumah) sudah mengantri dan tak jarang menyita waktu istirahat.

Imbasnya tentu bisa positif dan negatif. Positifnya, tak banyak waktuku yang terbuang percuma. Aku memang terkadang merasa bersalah bila terlalu sering membuang waktu. He. Tapi negatifnya, selain waktu istirahat menjadi berkurang, kondisi emosionalku kadang jadi tak stabil (bukan maksudnya kemudian aku jadi engga waras, lho :D). Menjadi mudah kesal pada sesuatu atau seseorang mungkin salah satu contoh efek negatif yang kerap datang padaku. Obatnya? Pada saat-saat efek negatif itu datang, biasanya aku rajin mendengarkan musik rock, membaca buku bacaan ringan, dan menonton film-film komedi yang tidak mengajak untuk terlalu banyak berpikir.

Nah, iseng-iseng, aku juga sekarang membuat satu lagi blog baru (plz visit www.inovasi-samudra.blogspot.com). Aku berharap blog ini bisa ikut membantu membendung efek negatif tadi. Blog ini isinya beberapa kumpulan tulisan mengenai sains yang selama ini aku sumbangkan untuk sebuah majalah lingkungan dan isu-isu kelautan.

Sedikit bercerita, ketika pertama kali atau tepatnya akhir 2006, aku diminta untuk menjadi penulis lepas untuk bidang sains di majalah, aku sedikit ragu. Bukan apa-apa, walaupun aku menyukai bidang ini, tapi jelas aku bukan ahlinya. Tapi, kupikir kenapa tidak kucoba dulu saja.

Akhirnya, aku pun mulai menulis tentang sains yang berhubungan dengan dunia laut untuk kolom Inovasi di Majalah Samudra, terbitan Jakarta. Dan ternyata tak terlalu sulit mencari bahannya karena banyak sekali referensi yang bisa aku dapatkan dari internet.

Setelah beberapa edisi, aku pun mulai dipercaya untuk terus memegang kolom tersebut. Bahkan terkadang aku juga diminta untuk menulis bidang lainnya. Tak masalah bila kebetulan aku memang sedang tidak terlalu sibuk dengan urusan di kantorku sendiri sebagai konsultan eLearning.

Walaupun seringkali merasa lelah dan bosan dengan rutinitas pekerjaan yang datang padaku. Aku berusaha untuk melihat sisi positif dari suatu hal. Karena aku punya harapan, untuk selalu menjadi bagian dari hal positif tersebut. Semoga.

Read more...

Bola Sembilan

07 Februari 2009

Aku pernah bertanya pada seorang teman. “Mengapa Tuhan membutuhkan waktu hingga tujuh hari untuk menciptakan alam semesta? Bukankah dengan kekuasaan dan kemampuan-Nya, dalam waktu se-detik pun Ia mampu melakukannya?” Lalu temanku menjawab. ”Tuhan ingin mengajarkan pada kita tentang sebuah proses.”

TAR! Satu sodokan cantik menggiring bola sembilan meluncur masuk ke lubang kiri atas meja bilyar. Untuk kesekian kalinya, aku hanya bisa menghela nafas. Entah sudah berapa kali aku dikalahkannya malam ini. Kuakui, Nova memang bermain sangat baik. Bahkan terlalu baik!

Kuletakkan stik di tempatnya, lalu melangkah menuju sofa yang terletak di samping meja bilyar. Kulesakkan pantatku di sana. Ah, lumayan capek juga, pikirku. Memang, walaupun kelihatannya ringan, bilyar merupakan olahraga yang memadukkan fisik dan pikiran. Bayangkan saja, kalau dihitung-hitung langkah kaki kita saat mengelilingi meja bilyar setiap kali mencari sudut yang tepat untuk melepaskan sodokan, hampir sama dengan satu kali mengelilingi lapangan bola basket! Lalu, kalikan dengan berapa kali set yang dimainkan. Belum lagi otak yang dikuras habis untuk memikirkan langkah selanjutnya, menghitung sudut agar tembakan tidak meleset, dan lain-lain.

Kuminum sedikit soft drink milikku dan mulai membakar rokok. Nova pun melakukan hal yang sama. “Kau perlu banyak belajar,” ujarnya sambil menghembuskan asap rokoknya. Aku menggeleng-gelengkan kepala mendengar ucapannya. “Ya, aku tahu itu,” cetusku pelan. Nova tersenyum dan berkata lagi. “Hey, kau sudah bermain baik tadi. Maksudku, kau perlu belajar untuk sabar.”

Aku mengangguk dan meminum soft drink-ku lagi. “Bilyar itu engga cuma butuh teknik, tapi juga kesabaran. Aku lihat kau belum memiliki itu. Ya, paling tidak ada sih, sedikit...,” ujarnya sambil tertawa. Aku mendelik sewot. Padahal selama ini aku merasa kalau aku termasuk orang yang sabar. Bahkan terlalu sabar untuk hal-hal tertentu. Jadi tentu saja aku tak terima ucapan yang baru saja diucapkannya.

“Kau terlalu terburu-buru mengambil langkah. Memang, yang namanya kesempatan itu harus diambil ketika ia datang. Tapi, kau juga tentu harus memikirkan langkah selanjutnya, bukan?” jelas Nova. Aku hanya mengangguk-angguk dan meminta ia melanjutkan ‘kuliah singkatnya’.

“Begini, kau boleh saja mengambil kesempatan ketika ia datang. Tapi, kau juga harus memikirkan kalau sebuah tujuan itu selalu membutuhkan sebuah proses. Setiap kali bermain, aku perhatikan kau terlalu cepat mengincar bola sembilan untuk mendapatkan kemenangan. Artinya kau mengabaikan bola-bola kecil yang sebenarnya memiliki arti sangat penting.” Ia bicara seperti seseorang yang telah mengerti aku sekian lama. Padahal, ia baru beberapa bulan lalu menjadi teman kantorku. Dan kami langsung akrab setelah sama-sama menyukai bilyar.

“Permainan bola sembilan adalah sebuah proses. Biarkanlah proses itu mengalir. Maka kau akan mengerti bahwa untuk mencapai bola sembilan, kau harus memulai dengan membidik bola pertama.” Aku mulai mengerti apa yang dikatakan Nova padaku. Memang kalau dipikir-pikir, selama ini, aku seringkali mengabaikan hal-hal kecil yang sebenarnya disediakan untuk mendukung langkahku.

Di kepalaku hanya terbayang bola sembilan sejak permainan dimulai. Aku seringkali mengacuhkan bola lainnya yang lebih kecil seolah mereka tak berarti apa-apa. “Permainan ini intinya memang untuk memasukkan bola sembilan. Dan setelah itu, menang. Tapi, jangan lupa bahwa untuk mendapatkan kemenangan, kita harus melalui tahapan-tahapan, yaitu memasukkan bola-bola kecil. Hidup juga seperti itu, kan?” jelasnya lagi.

Aku tertawa mendengarnya, seolah semua kenangan-kenangan masa lalu kembali hadir di kepalaku. Mungkin selama ini aku memang kerapkali mengabaikan yang namanya ‘proses’. Setiap kali ada kesempatan, aku selalu bertindak buru-buru, padahal aku sendiri belum tahu bagaimana hasilnya. Bisa jadi berhasil. Tapi mungkin memang akan lebih baik hasilnya bila melalui proses yang benar.

“Hey, hampir jam 12, ni. Keluar aja, yuk!” ujarnya sambil bangkit dan langsung menuju kasir bilyar. “Aku yang bayar!” sahutnya. Aku mengangguk sambil mengenakkan jaketku. Maklum, cuaca Kota Kembang sedang dingin-dinginnya.

Kami melangkahkan kaki meninggalkan tempat bilyar yang terletak di salah satu sudut jalan Dago yang merupakan salah satu daerah terkenal di Kota Bandung. Suasana tampak sangat ramai menjelang Tahun Baru 2006. Suara terompet bersahut-sahutan. Kendaraan pun sibuk berlalu lalang. Dan di ujung sana, konser musik jalanan terus berlangsung membawakan lagu-lagu cinta.

Hampir satu tahun lamanya aku hidup di kota ini. Mencari uang dan menimba pengalaman hidup di kota orang. Sayangnya, minggu depan mungkin aku akan pindah ke Jakarta karena kebetulan mendapat tawaran kerja yang lebih menarik minatku.

Aku akui, berat sekali meninggalkan kota indah ini. Walaupun hanya satu tahun, ada begitu banyak hal yang bisa aku pelajari di sini. Mulai dari mencoba beradaptasi dengan daerah bercuaca dingin, bahasa sunda yang hingga saat ini belum mampu kukuasai, hingga budaya masyarakatnya yang terkenal santun.

“Kau yakin engga mau tetap di Bandung dan memutuskan memiilih Jakarta yang sumpek itu?” pertanyaan Nova mengagetkanku. Aku hanya menjawab bahwa mungkin ini adalah jalan yang harus kulalui berikutnya. Tapi aku juga berjanji padanya suatu saat akan kembali ke kota ini. “Saat aku kembali, aku harap aku akan mengalahkanmu nanti,” ujarku mengingatkannya pada permainan bilyar tadi.

“Aku harap begitu! Tapi kau juga tetap harus ingat, kalau hidup bukan hanya tentang menang dan kalah saja. Hidup adalah tentang bagaimana kau menjalani hidup itu sendiri. Tentang bagaimana kau mampu melalui setiap proses yang membuatmu tetap hidup,” ujarnya lagi. “Tapi, ngomong-ngomong kenapa kau masih jomblo aja sampe sekarang? Satu tahun kau hidup di antara bunga-bunga, tapi kau malah menjadi kumbang pertapa.”

Aku tertawa mendengar celetukan isengnya. Kujawab saja. “Mungkin itu karena selama ini aku melupakan hal yang penting tadi. Proses.” Ia mengangguk sambil tersenyum, lalu memberi isyarat padaku dengan matanya untuk menunjuk dua orang perempuan cantik yang baru saja melewati kami sambil tertawa kecil. “You’ll be missing this city so much, buddy. Happy New Year!” sahutnya sambil mengajakku berlari menembus gerimis yang mulai datang.

Read more...

Jackson Pollock

28 Januari 2009

BEBERAPA hari ini aku ga sempat meluangkan waktu untuk menulis. Sibuk maen Travian pas lagi senggang (ga senggang aja teteup maen : D). Ni game emang bener-bener nyita waktu banget, lho. Buat yang belum pernah maen, saranku, jangan dicoba deh. Kalo udah ketagihan, efeknya parah banget! (sambil membayangkan nasib teman-teman yang juga maen game online ini).

Tadi pagi aku iseng-iseng liat tampilan Google. Hasilnya???
Nah, lho, Ini gambar apa ya?













"Memperingati kelahiran Jackson Pollock - Persembahan Pollock-Krasner Foundation?ARS - NY"

Pollock ini sapa, ya? Sumpah baru denger. Pengen searching di Google tapi males (keburu disuruh nyerang desa orang sama si bos aliansi. Damn, Travian lagi. Hahahaha...).

Ada yang tau tentang Pollock?

**Btw, aku masih dongkol coz ga dapet tampilan Google versi Imlek. T_T

Read more...

Hepi Nu Yer 2009

01 Januari 2009


SETIAP kali ada momen-momen spesial, aku selalu menyempatkan diri untuk melihat tampilan Google. Biasanya, di momen-momen itu, search engine andalanku ini tampil beda. Terkadang lucu, unik, dan keren.

Di hari pertama tahun baru 2009 kali ini pun, Google masih konsisten dengan kepribadiannya ini. Seperti yang tampak pada gambar di atas. Hal ini kemudian menyadarkanku, kalau seharusnya aku pun memiliki sifat seperti yang dimiliki Google.

Tetap setia pada yang membutuhkanku dan selalu menjadi diri sendiri, sejauh apapun aku melangkah.

Hepi nu yer 2009, teman-teman!

Read more...

  © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP