Hidup Secangkir Kopi

21 Oktober 2008

“BILA kau hidup di kota seperti Bandung yang hawanya dingin, kau akan sangat menghargai secangkir kopi panas di pagi hari…” ujarnya sambil menyodorkan secangkir kopi yang masih panas padaku. Aku menerima dan menghirup wanginya. Kukatakan padanya kalau aku tak akan pernah bisa mengalahkannya dalam membuat secangkir kopi yang nikmat.

Ia meraih bungkus rokok di atas meja. Diambilnya sebatang rokok dari dalam bungkus itu dan membakarnya. Asap putih yang mengepul dari bibirnya segera berbaur dengan uap panas yang keluar dari cangkir kopi. Sebuah paduan yang indah.

Usia anak itu lebih muda satu tahun dariku. Postur tubuhnya tidak terlalu tinggi, dengan rambut ikal dan kulit cokelat. Sepasang matanya tajam, hidungnya mancung, dan dagunya tegas. Bagiku, semua yang tampak di dirinya sangat Indonesia.

“Hidup itu seperti menikmati secangkir kopi.” Ia berkata lagi dan meneguk cangkir kopinya. Aku diam dan mendengarkan. “Nikmatilah kopi itu selagi hangat. Karena bila terlanjur dingin, kau tidak akan merasakan apapun. Selain rasa kehilangan,” ujarnya.

Aku selalu menganggapnya sebagai seseorang yang tangguh. Paling tidak, aku sadar ia seringkali lebih tangguh dariku. Meski begitu, kuakui pula ia bukannya tak pernah tanpa beban. Suaranya bijak, dan ia selalu bicara dengan nada yang lembut. Ia sangat tenang, dan aku percaya ketenangan selalu memiliki keteraturan.

Menurutnya, hidup adalah saat sekarang. Bukan masa lalu, atau pun masa depan. Nikmatilah apa yang ada saat ini dengan sebaik-baiknya. Kalau sudah begitu, kita tahu bagaimana menghargai kehidupan. Aku tersenyum dan mengangguk, lalu meneguk kopiku sampai habis.

“Lihatlah ampas kopi yang tersisa di cangkir itu,” ujarnya sambil menunjuk cangkirku yang hanya menyisakan ampas kopi. Ia menghisap rokoknya dalam-dalam, mematikan puntungnya di atas asbak, lalu berkata lagi. “Kau bisa tersenyum sekarang. Karena kopi nikmat yang sebelumnya ada di situ, kini telah ada dalam dirimu.”

0 komentar:

  © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP