Surat untuk Sahabat

29 Desember 2008

TUHAN menciptakan dunia ini sebagai sebuah ladang yang luas, yang tiap petaknya adalah jiwa-jiwa kita. Kemudian Ia taburkan setiap benih di atas jiwa-jiwa itu, dan meminta kita untuk menyiraminya. Ia berkata "peliharalah yang Ku-titipkan kepadamu. Sesungguhnya Ku-janjikan di jiwamu, akan tumbuh kebahagiaan."

Setelah hari itu, tumbuhlah sebuah pohon kecil di jiwaku. Walaupun kecil, sesungguhnya pun aku telah merasakan kebahagiaan itu. Lalu kusadari sulitnya membuat kebahagiaan itu tumbuh lebih. Hingga aku berjumpa engkau.

Akhirnya aku pun tak sendiri memelihara pohon ini. Kau berikan airmata tuk menggemburkan tanah tempatnya berpijak. Senyuman tuk menyiangi hamanya. Tawa dan tangisan tuk menguatkan akar dan batangnya. Dan doa untuk menumbuhkan buah di dahannya.

Wahai engkau yang kupanggil teman seperjalanan sejak saat itu, buah ini adalah cinta yang tumbuh dari kebahagiaan. Sungguh, maka ijinkanlah aku berbagi manisnya bersamamu.

Irisan terakhir kan kubawa pergi, karena sungguh jalanku masih panjang. Dan aku yakin begitu pun dengan engkau. Semoga irisan ini dapat menjadi bekal bagiku.

Engkau yang pernah mengisi cawan di jiwaku dengan airmata dan senyuman. Engkau yang pernah menaburkan bintang-bintang di mimpi-mimpiku setiap malam. Dan engkau yang pernah merajut sejuta keindahan di lembaran-lembaran kisahku di hadapan Tuhan.

Terima kasih sebesar-besarnya kuucapkan kepada engkau, engkau, dan engkau. Karena begitu banyak engkau di dalam hidupku.

0 komentar:

  © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP